Rabu, 16 Januari 2013

LIPID


PERCOBAAN II
LIPID

I.                   Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1.      Untuk menentukan kelarutan dari suatu lemak dan minyak dalam berbagai jenis pelarut.
2.      Untuk menentukan tingkat kejenuhan dari suatu lemak dan minyak
3.      Untuk mengetahui reaksi asam basa pada lemak dan minyak.
4.      Untuk memisahkan gliserol dan asam lemak pada minyak dan lemak.

II.                Dasar Teori
         Istilah lipid digunakan untuk suatu kelompok bahan-bahan yang mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut lemak seperti eter, kloroform, alcohol panas dan benzene. Secara kimia lipid adalah ester asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati maupun hewani. Beberapa kelompok seperti fosfatida dan sterol ditemukan pada semua sel hidup bersama dengan protein dan karbohidrat membentyk suatu bagian yang penting dari suatu kompleks koloid di dalam protoplasma sel hidup. Kompleks lipid juga ditemukan dalam jumlah yang besar di dalam jaringan otak dan syaraf. Ini menunjukkan bahwa peranan yang sangat penting dari lipid dalam mahluk hidup. Lipid yang lain seperti lemak dan minyak, merupakan bentuk utama dari zat yang disimpan di dalam tubuh hewan. Lipid yang disimpan ini berasal dari lipid yang dimakan dan dari hasil  metabolism karbohidrat serta protein dan disimpan  sebagai lemak deposit seperti di jaringan bawah kulit, jaringan ikat di antara otot-otot omentum dan sebagainya dan ini berfungsi sebagai insulator panas dan persediaan energy (Staf Pengajar Biokimia Dasar, 2012).
Lipid ialah Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam turnbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang terrnasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip.  Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Definisi ini terasa mencakup banyak macam senyawa. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan kemiripan sifat fisisnya; tetapi bukan sifat kimia, fungsional dan struktur mereka, maupun fungsi-fungsi biologis mereka beranekaragam. Kelas-kelas yang biasa dianggap sebagai lipid yaitu: lemak dan minyak, terpen, dan steroid (Anonim, 2012)
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut . Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar (Rismaka, 2009).

Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.  Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun dernikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik aug mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam atu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dirnaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dan satu pelarut organik (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak (Irfa, 2011)
Lemak atau lipid merupakan komponen jaringan yang heterogen dan penggolongannya didasarkan atas kelarutannya dalam pelarut lemak. Lemak mempuyai sifat tidak larut dalam air. Adapun pelarut lemak., antara lain adalh eter, khloroform, benzena, karbotetrakhlorida, xilena, alkohol panas dan aseton panas. Komponen-komponen penyusun lemak dapat difraksionisasi lebih lanjut dengan menggunakkan perbedaan kelarutan didalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh fosfolipidmdapat dipisahkan dari sterol dan lemak atas dasar ketidaklarutan dalam aseton. Lemak diklasifikasikan menjadi lemak sedehana, lemak majemuk dan senyawa yang dapat digolongkan sebagai derivat-derivat lemak.  Senyawa yang dapat digolongkan sebagai derivat-derivat lemak adalah dari zat-zat tersebut diatas dapat dihidrolisis, misalnya menjadi asam-asam lemak, alkohol, gliserol, steroid, aldehid, keton, vitamin (A,D,E,K) ( Anonim, 2012).





III.             Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu ;
A.    Uji kelarutan
1.      Alat
Ø  Pipet tetes
Ø  Tabung reaksi
Ø  Rak tabung reaksi
Ø  Spatula
2.      Bahan
Ø  Minyak kelapa kampung
Ø  Minyak bimoli
Ø  Margarine
Ø  Larutan kloroform
Ø  Larutan benzena
Ø  Larutan NaOH 2 M
Ø  Larutan HCl 2 M

B.     Reaksi Asam basa
1.      Alat
Ø  Plat tetes
Ø  Pipet tetes
Ø  Kertas indicator
2.      Bahan
Ø  Minyak kelapa kampung
Ø  Minyak bomoli
Ø  Minyak kelapa  tengik
Ø  Aquades


C.     Uji Kejenuhan
1.      Alat
Ø  Pipet tetes
Ø  Tabung reaksi
Ø  Rak tabung  reaksi
Ø  Kertas label
2.      Bahan
Ø  Minyak bimoli
Ø  Minyak kelapa kampong
Ø  Minyak kelapa tengik
Ø  Larutan kloroform
Ø  Larutan iodine
Ø  Margarin

D.    Pemisahan Gliserol
1.      Alat
Ø  Gelas ukur
Ø  Gelas kimia
Ø  Erlenmeyer
Ø  Rak dan tabung reaksi
Ø  Corong
Ø  Batang pengaduk
Ø  Pipet tetes
Ø  Penangas listrik
Ø  Neraca digital
Ø  Spatula

2.      Bahan
Ø  Minyak kelapa kampung
Ø  Margarine
Ø  Larutan KOH 10%
Ø  Larutan HCl pekat
Ø  Aquades
Ø  Es batu
Ø  Etanol




















IV.             Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
A.    Uji kelarutan
1.      Mengediakan tiga tabung reaksi kemudian memasukkan masing-masing 1 ml margari pada tabung satu, minyak kelapa kampong pada tabung dua dan minyak bimoli pada tabung tiga
2.      Menambahkan 1 ml larutan klorofom kemudian mengocoknya dengan kuat-kuat.
3.      Mengamati perubahan yang terjadi pada ketiga tabung kemudian memasukkan hasilnya ke dalam table hasil pengamatan.
4.      Mengulangi langkah 2 dan 3 untuk larutan benzena, air, NaOH 2 M dan larutan HCl 2 M.
B.     Reaksi Asam Basa
1.      Memasukkan  bahan yang digunakan ke dalam plat tetes dimana bahannya yaitu minyak kelapa kampong, minyak bimoli dan minyak kelapa tengik.
2.      Membasahi kertas indicator dengan aquades kemudian memasukkannya ke dalam plat tetes yang berisi sampel bahan.
3.      Mengamati perubahan kertas indicator selama beberapa menit sambil menggoyang-goyang setelah itu memasukkan data yang diperoleh ke dalam table hasil pengamatan.
C.     Uji Kejenuhan
1.      Mengediakan tiga tabung reaksi kemudian memasukkan minyak kelapa kampung ke dalam tabung reaksi  satu, minyak bimoli ke dalam tabung dua dan margarine ke dalam tabung tiga.
2.      Menambahkan 1 ml larutan kloroform dan larutan iodine sebanyak 5 tetes, kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
3.      Memasukkan hasil yang diperoleh ke dalam table hasil pengamatan.
D.    Pemisahan Gliserol
1.      Memasukkan 12,5 gram minyak kelapa kampong ke dalam gelas kimia kemudian menambahkan 37,5 ml larutan KOH 10 % setelah itu memanaskannya di atas penangas listrik sambil terus mengaduknya.
2.      Menguji larutan dari no 1 dengan aquades kemudian mengasamkannya dengan menggunakan HCl pekat setelah itu mendinginkannya.
3.      Padatan yang terbentuk dari larutan kemudian dihancurkan lalu menambahkan larutan KOH 10 % kemudian memanaskannya setelah itu mengujinya dengan larutan benedict.
4.      Larutan yang terbentuk dari poin 3 kemudian menambahkan larutan Na2CO3 0,1 N setelah itu mengujinya kembali dengan larutan benedict dan mengamati perubahan yang terjadi.
5.      Menyaring larutan dari poin 4 kemudian mendinginkannya setelah itu menimbang endapan yang terbentuk.
6.      Memasukkan hasil yang diperoleh ke dalam table hasil pengamatan
7.      Mengulangi langkah 1-6 untuk margarin

.









V.                Hasil Pengamatan
           Adapun hasil pengamatan yang di peroleh yaitu :
A.    Uji kelarutan
No
1.






2.






3.




4.




5.
Perlakuan
Untuk pelarut kloroform
# margarin + kloroform

# minyak kampung + kloroform

# minyak bimoli + kloroform

Untuk pelarut benzena
# margarin + benzena

# minyak kampung + benzena

# minyak bimoli + benzena

Untuk pelarut air
# margarin + H2O
# minyak kampung + H2O
# minyak bimoli + H2O

Untuk pelarut HCl 2 M
# margarin + HCl 2 M
# minyak kampung + HCl 2 M
# minyak bimoli + HCl 2 M

Untuk pelarut NaOH 2 M
# margarin + NaOH 2 M
# minyak kampung + NaOH 2 M
# minyak bimoli + NaOH 2 M





Hasil

# menyatu dan larutan berwarna kuning
# menyatu dan larutan berwarna keruh
  # menyatu dan larutannya berwarna bening

# menyatu dan larutan berwarna kuning
# menyatu dan larutan berwarna keruh
  # menyatu dan larutannya berwarna bening

# larutan memisah
# larutan memisah
# larutan memisah


# larutan memisah
# larutan memisah
# larutan memisah


# larutan memisah
# larutan memisah
# larutan memisah


B.     Reaksi Asam Basa
No
1.
2.
3
Perlakuan
Minyak kelapa kampung + kertas indicator
Minyak bimoli + kertas indicator
Minyak tengik + kertas indikator
pH
7
8
7


C.     Uji Kejenuhan
No
1.




2.




3.





4.
Perlakuan
Minyak kelapa kampung
# minyak kelapa + kloroform
# minyak kelapa + kloroform + iodin 5 tetes

Minyak bimoli
# minyak bimoli + kloroform
# minyak bimoli + kloroform + iodin 5 tetes

Minyak kelapa tengik
# minyak kelapa tengik + kloroform
# minyak kelapa tengik + kloroform + iodin 5 tetes

Margarin
# minyak kelapa tengik + kloroform
# minyak kelapa tengik + kloroform + iodin 5 tetes







Hasil

# larut dan berwarna kuning
# larutan berwarna ungu muda



# larut
# larutan berwarna kuning



# larut

# larutan berwarna kuning



# larut

# larutan berwarna kuning











D.    Pemisahan Gliserol
No


1.




2.
3.
4.


5.

6.
7.
8.

9.



1




2.
3
4.


5

6.
7.
8.

9


10

Perlakuan
Minyak kelapa kampung
12,5 gram minyak kelapa kampung + 37,5 ml KOH 10 % + dipanaskan + diaduk


Larutan no 1 diuji dengan aquades
Larutan no 1 + HCl pekat
No 3 + didinginkan


Padatan dihancurkan + etanol  + dipanaskan
Larutan no 5 + benedict
Larutan no 5 + Na2CO3 0,1 N + benedict
Larutan no 5 disaring

Larutan no 8 didinginkan


Margarin
12,5 gram margarin + 37,5 ml KOH 10 % + dipanaskan + diaduk



Larutan no 1 diuji dengan aquades
Larutan no 1 + HCl pekat
No 3 + didinginkan


Padatan dihancurkan + etanol + dipanaskan
Larutan no 5 + benedict
Larutan no 5 + Na2CO3 0,1 N + benedict
Larutan no 5 disaring

No 8 + didinginkan


Endapan ditimbang

Hasil

# larutan terpisah menjadi dua lapisan, lemak di atas di bawah gliserol dan air
# terdapat busa putih
# larut
# terbentuk gas
# asam lemak terpisah
# terbentuk padatan asam lemak berwarna putih
# padatan melarut

# berwarna biru
# berwarna biru
# terpisah filtrate & residuendapan kuning
# terbentuk endapan kuning



# larutan terpisah menjadi dua lapisan, lemak di atas di bawah gliserol dan air
# terdapat busa putih
# larut
# terbentuk gas
# asam lemak terpisah
# terbentuk padatan asam lemak berwarna putih
# padatan melarut

# berwarna biru
# berwarna biru
# terpisah filtrate & residu
# terbentuk endapan kuning

# 14,25 gram











VI.              

VII.          Pembahasan
           Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah (Anonim, 2012).
      Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu Untuk menentukan kelarutan dari suatu lemak dan minyak dalam berbagai jenis pelarut., untuk menentukan tingkat kejenuhan dari suatu lemak dan minyak, untuk mengetahui reaksi asam basa pada lemak dan minyak, untuk memisahkan gliserol dan asam lemak pada minyak dan lemak serta bahan dasar yang digunakan pada percobaan ini yaitu minyak kelapa kampung, minyak kelapa tengik dan margarin dan langkah-langkah pada percobaan ini yaitu :
A.    Uji kelarutan
         Pada percobaan pertama yaitu uji kelarutan dimana langkah pertama yang dilakukan yaitu mengediakan tiga tabung reaksi kemudian memasukkan masing-masing 1 ml sampel  minyak kelapa kampong ke dalam tabung satu, minyak bomoli ke dalam tabung dua dan margarine ke dalam tabung tiga kemudian menambahkan larutan kloroform sebanyak 1 ml kemudian setelah itu mengocoknya dengan kuat-kuat lalu mengamati perubahan yang terjadi diamana pada tabung satu larutannya menyatu dan berwarna bening, pada tabung dua larutannya menyatu dan berwarna keruh dan terakhir pada tabung tiga larutannya menyatu dan berwarna bening. Langkah berikutnya yaitu untuk pelarut benzene, air, NaOH 2 M dan HCl 2 M. Pada penambahan benzene hasilnya sama dengan penambahan kloroform akan tetapi pada penambahan air, NaOH 2 M dan HCl 2 M larutannya memisah. Menurut Lehninger (1982), lipid merupakan sekumpulan senyawa biomolekul yang dapat larut dalam pelarut-pelarut organik nonpolar seperti kloroform, eter, benzene, aseton, dan petroleum eter. Jadi, hasil percobaan ini membuktikan bahwa lipid larut dalam kloroform dan benzena karena kloroform dan benzena merupakan pelarut non polar sedangkan air, NaOH 2 M dan HCl 2 M tidak karena merupakan pelarut polar serta hal ini berkaitan dengan  struktur lemak yang terdiri dari bagian kepala dan ekor. Pada bagian kepala lemak memiliki sifat non polar (suka air) sedangkan pada bagian ekor bersifat polar (benci air) (Rismaka, 2009)
Makin panjang ekor, makin benci molekul lipid tersebut terhadap molekul air. Akibatnya, kelarutan rendah dalam air. Makin pendek ekor, makin suka molekul lipid tersebut terhadap molekul air. Akibatnya kelarutannya dalam air akan semakin besar.  Bila molekul asam lemak / lipid ada di dalam molekul air ( H2O ) maka ujung    polar yang suka air akan mendekat dengan molekul air sedangkan ujung nonpolar yang benci air akan menjauh dari air. Jika satu molekul asam lemak di masukan ke dalam air murni maka molekul asam lemak tersebut akan mengambil  posisi sesuai dengan sifatnya terhadap air tersebut dan nilai kelarutan juga mempengaruhi warna hasil akhir larutan yaitu semakin tinggi nilai kelarutannya maka semakin jernih atau bening warna larutannya (Irfa, 2011).



B.     Uji Asam Basa
          Pada uji keasaman dan kebasahan lipid  pada percobaan ini yaitu  ingin mengetahui  sifat keasaman dan kebasaan  pada minyak kelapa kampung, minyak tengik dan minyak bimoli. Langkah pertama yang di lakukan yaitu memasukkan sampel minyak kelapa kampong, minyak tengik dan minyak bimoli ke dalam plat tetes kemudian mencelupkan kertas indicator ke dalam plat tersebut kemudian melihat dan mengukur perubahan yang terjadi. Pada percobaan ini menunjukkan  pH pada minyak kelapa kampong,minyak tengik,dan minyak bimoli berturut turut adalah 7,7,8. Hal ini menunjukkan pada minyak kelapa tengik dan minyak kelapa kampoung bersifat netral dan minyak bomoli bersifat basa. Hal ini berbeda dengan literature yang ada diamana dikatakan bahwa seharusnya minyak tengik bersifat lebih asam dibandingkan dengan kedua sampel karena telah mengalami  hidrolisis dan oksidasi yang mengahasilkan aldehid, keton,dan asam lemak bebas. Hal ini dikarenakan kesalahan pada praktikan pada saat melakukan pengukuran pH-nya adapun minyak bomoli bersifat basa dikarenakan telah mengalami proses hidrolisis sehingga sifatnya lebih basa ( Alipanca, 2012).
C.     Uji Kejenuhan
       Pada Uji sifat kejenuhan asam lemak ini praktikan ingin menguji apakah tergolonga dalam asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh.Untuk mengetahui kejenuhan asam lemak dengan mereaksikan dengan larutan iod.Pada minyak kelapa,minyak sayur,dan minyak jelantah iod yang dibutuhkan cukup banyak.Hal ini karena minyak kelapa,minyak sayur dan jelantah mempunyai ikatan rangkap yang banyak sehingga molekul iod yang dibutuhkan banyak untuk dapat bereaksi adisi dengan minyak sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa,minyak sayur dan jelantah merupakam asam lemak tidak jenuh.


Sedangkan untuk margarin tidak membutuhkan molekul iodium yang banyak karena tidak ada ikatan rangkap sehingga di kelompokkan dalam golongan asam lemak jenuh.Semakin banyak ikatan rangkap  pada lemak semakin banyak pula iod yang dibutuhkan untuk mengadisi ikatan rangkap tersebut
 (Riyan, 2011)
D.    Pemisahan Gliserol
Pada percobaan ini digunakan dua sampel yakni sampel minyak kelapa kampong dengan margarine. Pada langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan 12,5 gram minyak kelapa kampong ke dalam gelas kimia kemudian menambahkan larutan KOH 10 % sebanyak 37,5 ml kemudian memanaskannya sambil terus diaduk. Tujuan pemanasan yaitu mempercepat reaksi sedangkan pengadukan yaitu  untuk  memisahkan  larutan tersebut adapun hasil yang diperoleh yaitu terbentuk dua lapisan dimana lapisan yang pertama lapisan lemak sedangkan lapisan yang ke dua gliserol dan air serta terdapat busa putih yang yang merupakan sabun yang berasal dari KOH yang bereaksi dengan minyak. Pada perlakuan yang selanjutnya yaitu mengambil 1 ml larutan tersebut kemudian mengujinya dengan aquades dan HCl pekat. Pada pengujian dengan aquades  larutannya larut setelah itu sedangkan pada penambahan HCl pekat asam lemak memisah dan terbentuk gas setelah itu larutan yang ditambahkan dengan HCl pekat kemudian didinginkan  yaitu terbentuk endapan berwarna putih fungsi penambahan HCl pekat yakni. Langkah selanjutnya yaitu endapan yang terbentuk kemudian dihancurkan dan ditambahkan dengan etanol kemudian dipanaskan dan hasilnya padatannya melarut setelah itu larutan yang terbentuk kemudian diuji dengan larutan benedict dan diperoleh hasil larutannya berwarna biru dan diuji lagi dengan larutan natrium karbonat ditambah benedict larutannya juga berwarna biru setelah itu disaring dan diperoleh filtrate dan residu kemudian didinginkan dan terbentuk endapan fungsi dari larutan natrium bikarbonat yaitu bertindak sebagai pengemulsi dan fungsi dari larutan benedict yakni untuk melihat adanya gugus-gugus karbonil bebas (karbohidrat) uji positifnya yaitu bila terbentuk warna orange, hijau dan merah . dari hasil yang diperoleh maka dapat dikatakan sampel yang digunakan tidak mengandung karbohidrat dan hal ini berbeda dengan literature yang ada dimana dikatakan pada gliserol sebenarnya mengandung karbohidrat meskipun hanya sedikit hal ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam praktikum (Anonim, 2012)
 Pada perlakuan yang kedua yakni menggunakan sampel mentega perlakuannya sama dengan perlakuan di atas hanya saja pada mentega dilakukan penimbanagan dan diperoleh berat endapannya yaitu 14,25 gram


       














VIII.       Kesimpulan
       Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yakni :
1.      Kelarutan dari suatu asam lemak dan minyak tergantung pada sifat senyawanya dimana akan larut pada senyawa polar seperti benzene dan kloroform dan tidak larut pada senyawa non polar seperti air, HCl dan NaOH.
2.      Tingkat kejenuhan dari suatu asam lemak dan minyak dilihat dari ikatan rangkapnya dimana lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap dua contonhya minyak kelapa kampung sedangkan lemak tak jenuh  memiliki ikatan rangkap seperti mentega
3.      Untuk reaksi asam basa pada lemak dan minyak dapat diketahui dengan menggunakan kertas indicator dimana yang bersifat basa yakni minyak bomoli dan yang bersifat asam minyak tengik dan minyak kelapa kampung
4.      Untuk pemisahan gliserol dari minyak dan lemak diperoleh hasil untuk lemak 14,25 gram sedangkan minyak tidak ada. Dan pada pemisahan ini diperoleh hasil gliserol terpisah dengan asam lemak menggunakan larutan KOH dan terbentuk gliserol dan sabun.









DAFTAR PUSTAKA

            (diakses 2012/12/17)

Alipanca. 2012. Uji Kualitatif Lipid. http://alipanca5.blogspot.com/2012/07/uji-kualitattif-lipid_13.html  ( diakses 2012/12/16)
Irfa. 2011. Laporan Uji Asam Lemak. http://ir-fa.blogspot.com/2011/12/laporan-uji-asam-lemak.html ( diakses 2012/12/16)
             (diakses 2012/12/15)

Riyan. 2011. Uji Identifikasi Lipid.  http://riyanpharmacy.blogspot.com/2011/12/uji-identifikasi-lipid.html ( diakses 2012/12/17)
Staf pengajar. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. UNTAD Press. Palu


                                                                                                                                                                 


1 komentar:

  1. Easy "water hack" burns 2 lbs OVERNIGHT

    More than 160,000 women and men are utilizing a easy and SECRET "water hack" to drop 2 lbs every night in their sleep.

    It's easy and it works on everybody.

    Just follow these easy step:

    1) Hold a clear glass and fill it with water half full

    2) And then follow this weight loss hack

    you'll be 2 lbs skinnier when you wake up!

    BalasHapus