PERCOBAAN VI
PENETAPAN KADAR SULFAT
I.
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu
untuk menentukan kadar sulfat pada sampel air.
II.
Dasar Teori
Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara
ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industry dan
limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan
mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan
kalsium sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari
oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri
kertas,tekstil dan industri logam . Ion sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat terdiri atom pusat
sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat
bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat
(bisulfit) H2SO4- yaitu bes konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang merupakan senyawa
kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan ester asam sulfat
(Anonim, 2011)
Ion sulfat adalah salah satu anion
utama yang muncul di air alami atau alam. Sulfat adalah salah satu ion penting
dalam ketersediaan air karena efek pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya
dalam jumlah besar. Untuk hal sulfat direkomendasikan batas maksimal sulfat
dalam air sekitar 250 mg/l untuk air yang dikonsumsi manusia Sulfat dikenal sangat larut dalam air kecuali di dalam Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat. BariumSulfat sangat berguna dalam proses gravimetri sulfat. Penambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat.
Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat yang menunjukkan adanya anion
sulfat. Ion sulfat bisa menjadi ligan yang menghubungkan mana-mana satu dengan
oksigen (monodentant) dan dua oksigen sebagai kelat atau jembatan (Jakaoktasano,
2012)
Contoh dari Sulfat antara lain: senyawanya H2SO4 (asam sulfat). Senyawa sulfat mudah dijumpai di alam, seperti dalam air hujan. Senyawa sulfat juga berasal dari hasil buangan pabrik (limbah)
kertas, tekstil (karena proses pembuatannya atau pewarnaan memakai asam sulfat)
dan industri lainnya Sulfat cukup sulit
dihilangkan dari air, karena sifat sulfat yang sempurna larut dalam air,
sehingga untuk memisahkannya harus memakai membran elektrodialisis. Cara untuk
mendeteksi kandungan sulfat dalam air dapat dilakukan dengan mempergunakan alat
spektrofotometer (uji kuantitatif). Pengujian dengan spektrofotometer akan
mengukur absorban larutan melalui instensitas warna larutan. Oleh karena itu,
sampel yang akan digunakan harus jernih agar tidak mengganggu proses pembacaan
absorban pada spektrofotometer.
Ciri dari sulfat,
yaitu
1. Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air, kecuali
Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat, danBarium Sulfat. Barium Sulfat yang sangat
berguna dalam analisis gravimetri sulfat dengan panambahan Barium Klorida pada
suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu Barium
Sulfat menunjukkan adanya anion sulfat;
2. Ion sulfat bias menjadi satu ligan, menghubungkan satu
dengan oksigen (mono dentat) atau dua oksigen sebagai kelas atau jembatan;
3. Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) yang
merupakan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Zat yang
dihasilkan menambahkan keasaman atmosfer dan mengakibatkan hujan asam.
Dampak yang
ditimbulkan oleh Sulfat
Konsentrasi maksimum yang masih
diperbolehkan dalam air 250 mg/l. MenyebabkanLaxative apabila kadarnya berupa Magnesium dan Sodiums. Senyawa
sulfat bersifat iritasi pada saluran pencernaan (saluran gastro intestinal), apabila dalam bentuk campuran Magnesium atau Natrium pada dosis yang
tidak sesuai aturan. Sebagai contoh bentuk Magnesium Sulfat yang biasa
ditambahkan ke dalam air minurn untuk membantu pengendapan (penjernihan air)
setelah penambahan Klorin
(Anonim, 2011).
III.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan ini yaitu :
A. Alat
1. Pipet
tetes
2. Gelas
kimia 100 ml
3. Gelas
ukur 25 ml
4. Oven
5. Labu
ukur 100 ml dan 25 ml
6. Batang
pengaduk
7. Penangas
listrik
8. Corong
9. Kaca
arloji
10. Stopwatch
11. Botol
semprot
B. Bahan
1. Larutan
BaCl2 1 %
2. Larutan
HCl pekat
3. Sampel
air laut talise
4. Sampel
air galon tondo omizu 3
5. Sampel
air sumur poboya
6. Sampel
sulfat
7. Aquades
yang mengandung HCl
8. Kertas
saring.
IV.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan
ini yaitu :
A. Pembuatan
larutan BaCl2 1 %
1. Menimbang
2,5 gram padatan BaCl2.6H2O kemudian memasukkannya ke
dalam gelas kimia dan melarutkannya dengan menggunakan aquades dan larutannya
menjadi keruh.
2. Memasukkan
larutan tersebut ke dalam labu ukur dan setelah itu mengencerkannya sampai 250
ml larutannya menjadi keruh.
3. Mengaring
larutan tersebut ke dalam botol larutannya menjadi bening.
4. Mengulangi
langkah 1-3 untuk volume 100 ml.
B. Untuk
sampel air
1. Memasukkan
25 ml sampel air galon tondo ke dalam gelas kimia lalu menambahkan 1 ml HCl
pekat kemudian mendidihkannya.
2. Menambahkan
100 ml BaCl2 1 % .
3. Memanaskan
campuran larutan tersebut di atas penangas listrik selama 30 menit.
4. Mendinginkan
campuran larutan tersebut beberapa menit kemudian menyaringnya dengan kertas
saring.
5. Mencuci
endapan dengan air panas yang mengandung HCl hingga saringan tidak mengandung
barium lagi.
6. Mengeringkan
endapan tersebut ke dalam oven, kemudian mendinginkan selama beberapa menit
setelah itu menimbangnya di atas neraca digital.
7. Mengulangi
langkah 2-6 untuk sampel air sumur poboya, air laut tondo dan sampel sulfat.
V.
Skema Kerja
1. Pembuatan
larutan BaCl2 1 %
Ø Volume
250 ml
Timbang
2,5 gram padatan BaCl2.6H2O
|
Memasukkan ke dalam gelas kimia
Dan larutkan dengan aquades
Larutan
keruh
|
Larutan
keruh
|
Saring
larutan tersebut ke dalam botol
Larutan
bening
|
Ø Volume
100 ml
Timbang 2,5 gram padatan BaCl2.6H2O
|
Memasukkan
ke dalam gelas kimia
Larutan
keruh
|
Larutan
keruh
|
Larutan
bening
|
2. Untuk
sampel
Sampel air
|
Air
galon
|
Sulfat
|
Air
laut
|
Air
sumur
|
+ 1 ml HCl
pekat + 1 ml HCl + HCl pekat HCl pekat
Dan didihkan dan didihkan dan didihkan dan didihkan
Larutan
bening
|
Larutan bening
|
Larutan
bening
|
Larutan
bening
|
Larutan bening
100 ml BaCl2 1% 100 ml BaCl2 1% 100 ml BaCl2 1% 100
ml
Dan panaskan dan panaskan dan panaskan BaCl2 1%
Dan
panaskan
Larutan
keruh
|
Larutan
keruh
|
Larutan
keruh
|
Larutan
keruh
|
Disaring disaring disaring disaring
residu
|
residu
|
filtrat
|
residu
|
filtrat
|
residu
|
filtrat
|
filtrat
|
Filtrate residu filtrate
residu filtrat residu
Dicuci dicuci dicuci dicuci
Dengan dengan dengan dengan
Aquades aquades aquades aquades
Yang yang yang yang
Mengandung mengandung mengandung mengandung
HCl HCl HCl HCl
endapan
|
endapan
|
endapan
|
endapan
|
Pijarkan pijarkan pijarkan pijarkan
Dikeringkan dikeringkan dikeringkan dikeringkan
Dalam oven dalam oven dalam oven dalam oven
Dan ditimbang dan ditimbang dan ditimbang dan ditimbang
0,02
gram
|
0,42
gram
|
0,63
gram
|
0,04
gram
|
VI.
Hasil
Pengamatan
Ø Pembuatan
larutan BaCl2 1%
1.
2.
3.
|
Perlakuan
meninbang 2,5 gram dan 1 gram padatan BaCl2.6H2O
melarutkannya dengan aquades
mengencerkannya sampai 250 ml dan 100 ml,
setelah diencerkan kemudian disaring dengan kertas saring
|
Hasil
#
Kristal berwarna putih
#
Kristal larut dan larutannya berwarna bening
#
Larutan berwarna keruh
|
Ø Untuk
sampel air dan blanko
1.
2.
3.
4.
|
Perlakuan
Air
galon tondo
# mengambil 25 ml sampel air galon
tondo + 1 ml HCl pekat ( didihkan)
+ 100 ml BaCl2 diaduk + dipanaskan sampai 30 menit
# menyaring + mencuci dengan air panas yang mengandung
HCl
#memijarkan dalam kaca arloji +
dikeringkan dalam oven + ditimbang
Sampel air sumur poboya
# mengambil 25 ml sampel air sumur
poboya + 1 ml HCl pekat ( didihkan)
+ 100 ml BaCl2 diaduk + dipanaskan sampai 30 menit
# menyaring + mencuci dengan air panas yang mengandung
HCl
#memijarkan dalam kaca arloji +
dikeringkan dalam oven + ditimbang
Sampel air laut talise
# mengambil 25 ml sampel air laut
talise + 1 ml HCl pekat ( didihkan)
+ 100 ml BaCl2 diaduk + dipanaskan sampai 30 menit
# menyaring + mencuci dengan air panas yang mengandung
HCl
#memijarkan dalam kaca arloji +
dikeringkan dalam oven + ditimbang
Sampel sulfat
# mengambil 25 ml sampel sulfat + 1 ml HCl pekat ( didihkan)
+ 100 ml BaCl2 diaduk + dipanaskan sampai 30 menit
# menyaring + mencuci dengan air panas yang mengandung
HCl
#memijarkan dalam kaca arloji +
dikeringkan dalam oven + ditimbang
|
Hasil
#
larutan berwarna bening
#
larutan berwarna keruh
#
terbentuk endapan
#terbentuk
Kristal dan beratnya 0,04 gram
#
larutan berwarna bening
#
larutan berwarna keruh
#
terbentuk endapan
#terbentuk
Kristal dan beratnya 0,02 gram
#
larutan berwarna bening
#
larutan berwarna keruh
#
terbentuk endapan
#terbentuk
Kristal dan beratnya 0,42 gram
#
larutan berwarna bening
#
larutan berwarna keruh
#
terbentuk endapan
#terbentuk
Kristal dan beratnya 0,63 gram
|
VII.
Persamaan reaksi
1. SO42-(aq)
+ 2 HCl(aq) H2SO4(aq)
+ 2 Cl-(aq)
2. H2SO4(aq)
+ BaCl2(aq) BaSO4(s) + 2
HCl(aq)
3. BaSO4(s) + H2O + Cl- BaCl2(s) + SO42-(aq) + H2O(aq)
VIII. Perhitungan
25
a. Untuk
sampel air laut talise
25
= 6972 mg/L
b. Untuk
sampel air sumur poboya
25
= 329,2 mg/L
c. Untuk
sampel air galon tondo
25
= 658,4 mg/L
d. Untuk
sampel sulfat
25
= 5925,6
mg/L
IX.
Pembahasan
Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara
ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industry dan
limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan
mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan
kalsium sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari
oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri
kertas,tekstil dan industri logam . Ion sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat terdiri atom pusat
sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat
bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat
(bisulfit) H2SO4- yaitu bes konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang merupakan senyawa
kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan ester asam sulfat (Anonim, 2011).
Adapun tujuan
dari percobaan yaitu untuk menentukan kadar sulfat dari suatu sampel air dimana
sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu sampel air laut talise, sampel
air galon tondo omizu 3, sampel air sumur poboya.
Pada perlakuan
yang pertama memasukkan 25 ml sampel air galon tondo omizu 3 ke dalam gelas
kimia kemudian menambahakan larutan HCl pekat sebanyak 1 ml kemudian
mendidihkannya di atas penangas listrik. Adapun funsi dari penambahan HCl pekat
yaitu untuk melarutkan kandungan sulfat yang terdapat pada sampel yang
digunakan melalui pemanasan dan tujuan pemanasan itu sendiri yaitu untuk
mempercepat kelarutan. Setelah itu menambahkan larutan BaCl2 1% kemudian memanaskannya kembali
selama 30 menit. Adapun tujuan dari penambahan barium klorida yaitu untuk mengendapkan sulfat dalam bentuk
barium sulfat yang terdapat dalam sample air sedangkan tujuan pemanasan disini
yaitu untuk menguapkan ion Cl- yang terdapat pada campuran tersebut sehingga
bobot barium sulfat yang diperoleh nantinya maksimal. Setelah itu mendinginkan
larutan beberapa menit kemudian menyaring larutan tersebut dengan menggunakan
corong yang telah dilapisi dengan kertas saring tujuannya yaitu untu memisahkan
filtrate dengan residu, adapun residu yang diperoleh yaitu endapan barium
sulfat sedangkan filtratnya yaitu larutan HCl (Yusuf, 2012).
Selanjutnya
residu yang diperoleh kemudian mencucinya dengan aquades yang mengandung air
panas tujuannya yaitu untuk menghilangkan kandungan ion Ba2+ yang
ada pada barium sulfat, selanjutnya endapan/residu yang diperoleh dipijarkan di
atas kaca arloji kemudian mengeringkannya di dalam oven tujuannya yaitu agar
endapan/residu yang diperoleh benar-benar kering dan tidak mengandung air lagi
setelah itu mendinginkan Kristal yang terbentuk dan menimbangnya dengan
menggunakan neraca digital dan diperoleh berat kristalnya yaitu 40 mg dan nilai
kadar sulfatnya yaitu 658,4 mg/L .
Pada
perlakauan yang selanjutnya yaitu untuk sampel sulfat, sampel air laut talise
dan sampel air sumur poboya dengan perlakuan yang sama dengan sampel air galon
tondo diperoleh kadar sulfat untuk sampel sulfat 5925,6 gram/L, untuk sampel
air lau talise 6972 mg/L, sedangkan untuk sampel air sumur poboya 329,2 mg/L.
dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa sampel air laut talise memiliki
nilai kadar sulfat yang tinggi dan tidak layak komsumsi dan begitu pula dengan
sampel air galon tondo hal ini dikarenakan melewati ambang batas kadar sulfat
yang ditentukan dimana kadarnya yaitu berkisar antara 200 mg/L sampai 500 mg/L,
sedangkan untuk sampel air sumur poboya dapat dikatakan layak komsumsi yang
telihat dari nilai kadar sulfatnya. Sedangkan untuk sampel sulfat sendiri
memiliki kadar sulfat yang relative rendah jika dibandingkan dengan ke dua
sampel yang lain namun lebih tinggi dari pada air sumur poboya dan ini
berfungsi sebagai pembanding (Anonim, 2011)
X.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil
pengamatan yang diperoleh maka dapt disimpulkan bahwa :
1.
Nilai
kadar sulfat untuk sampel air laut talise = 6972 mg/L
2.
Nilai
kadar sulfat untuk sampel air sumur poboya
= 329,2 mg/L
3.
Nilai
kadar sulfat untuk sampel air galon tondo omizu 3 = 658,4 mg/L
4.
Nilai
kadar sulfat untuk sampel sulfat = 5925,6
mg/L
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2011. Laporan Penentuan Kadar Sulfat.
http://chemiztriituindah.blogspot.com/2011/06/laporan-penentuan-
kadar- sulfat.html (diakses 2012/11/20)
Jakaoktasano.
2012. Analisis Grafimetri Penentuan Kadar Sulfat.
http://jakaoktasanovajaka.blogspot.com/2012/02/analisis-gravimetri-penentuan
kadar sulfat.html (diakses 2012/11/19)
Staf
Pengajar. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. UNTAD Press. Palu
Yusuf.
2011. Laporan Penentuan Kadar Sulfat.
http://yusufzae.blogspot.com/2011/12/laporan-penentuan-kadar-sulfat-secara.html ( diakes
2012/11/20)