PERCOBAAN II
SPEKTRUM UV-VIS
I.
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mahasiswa dapat mempelajari sifat
ion logam melalui karakteristik spectrum UV-VIS.
II.
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukan
praktikum yaitu :
Waktu : Sabtu, 10 November 2012 pukul
18.00-selesai
Tempat : Laboratorium Kimia
Lanjut FKIP UNTAD.
III.
Hasil
Pengamatan
a. Larutan CuSO4.5H2O
(biru)
No
1.
2.
3.
4.
5,
6.
7.
|
Panjang
Gelombang (nm)
690
700
710
720
730
740
750
|
Transmitan (%)
36
35
34
36
38
40
45
|
Absorben
0,44
0,45
0,46
0,44
0,42
0,39
0,34
|
b. Larutan NiSO4.6H2O
(hijau)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
|
Panjang
Gelombang (nm)
600
610
620
630
640
650
660
670
680
690
700
|
Transmitan
(%)
76
74
67
64
62
62
62
62
64
65
66
|
Absorben
0,12
0.13
0,17
0,19
0,20
0,20
0,20
0,20
0,19
0,18
0,18
|
c. Larutan
KMnO4 (ungu)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
|
Panjang
Gelombang (nm)
500
510
520
530
540
550
560
570
580
590
600
|
Transmitan
(%)
9
5
3
2
3
4
6
11
22
31
52
|
Absorben
1.04
1,30
1,52
1,70
1,52
1,40
1,22
0,95
0,65
0,40
0,28
|
d. Larutan K2CrO7
(kuning)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
Panjang
Gelombang (nm)
410
415
420
425
430
435
440
445
450
455
460
470
480
|
Transmitan
(%)
2
1
2
2
2
2
2
3
3
3
4
9
23
|
Absorben
1,70
2
1,70
1,70
1,70
1,70
1,70
1,52
1,52
1,52
1,40
1,04
1,64
|
e. Larutan K2Cr2O7
(jingga)
No
1
2
3
4
5
|
Panjang
Gelombang (nm)
460
470
480
490
500
|
Transmitan
(%)
1
1
2
4
9
|
Absorben
2
2
1,70
1,40
1,09
|
IV.
Perhitungan
A. untuk
NiSO4.6H2O berwarna hijau
Ø untuk
λ = 600
% T = = 0,76
A = - log T
= - log 0,76 = 0,12
Ø untuk
λ = 610
% T = = 0,74
A = - log T
= - log 0,74 = 0,13
Ø untuk
λ = 620
% = 67/100 = 0,67
A = -log T
= -
log 0,67 = 0,17
Ø untuk
λ = 630
% T = 64/100 = 0,64
A = - log T
= - log 0,64 = 0,19
Ø untuk
λ = 640
% T = 62/100 = 0,62
A = - log T
= - log 0,64 = 0,20
Ø untuk
λ = 650
% T =
62/100 = 0,62
A = - log T
= - log 0,62 = 0,20
Ø untuk
λ = 660
% T = 62/100 = 0,62
A = - log T
= - log 0,62 = 0,20
Ø untuk
λ = 670
% T = 63/100 = 0,63
A = - log T
= - log 0,63 = 0,20
Ø untuk
λ = 680
% T = 64/100 = 0,64
A = -log T
= - log 0,64 = 0,19
Ø untuk
λ = 690
% T = 65/100 = 0,65
A = - log T
= - log 0,65 = 0,18
Ø untuk
λ = 700
% T = 66/100 = 0,66
A = - log T
= - log 0,66 = 0,18
B. Larutan
CuSO4.5H2O berwarna biru
Ø Untuk
λ = 690
% T = 36/100 = 0,36
A = - log T
= - log 0,36 = 0,44
Ø Untuk
λ = 700
% T = 35/100 = 0,35
A
= - log T
= - log 0,35 = 0,45
Ø Untuk
λ = 710
% T = 34/100 = 0,34
A = - log T
=
- log 0,34 = 0,46
Ø Untuk
λ = 720
% T
= 36/100 = 0,36
A = - log T
= - log 0,36 = 0,44
Ø Untuk
λ = 730
% T = 38/100 = 0,38
A = - log T
= - log 0,38 = 0,42
Ø Untuk
λ = 740
% T = 40/100 = 0,40
A = - log T
= - log 0,40 = 0,39
Ø Untuk
λ = 750
% T = 45/100 = 0,45
A = - log T
= - log 0,45 = 0,34
C. Larutan
KMnO4 (ungu)
Ø Untuk
λ = 500
% T = 9/100 = 0,09
A = - log T
= - log 0,09 = 1,04
Ø Untuk
λ = 510
% T = 5/100 = 0,05
A = - log T
= - log 0,05 = 1,30
Ø Untuk
λ = 520
% T = 3/100 = 0,03
A = - log T
= - log 0,03 = 1,52
Ø Untuk
λ = 530
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 540
% T
= 3/100 = 0,03
A = - log T
= - log 0,03 = 1,52
Ø Untuk
λ = 550
% T = 4/100 = 0,04
A = - log T
= - log 0,04 = 1,40
Ø Untuk
λ = 560
% T = 6/100 = 0,06
A = - log T
= - log 0,06 = 1,22
Ø Untuk
λ = 570
% T = 11/100 = 0,11
A = - log T
= - log 0,11 = 0,95
Ø Untuk
λ = 580
% T = 22/100 = 0,22
A = - log T
= - log 0,22 = 0,65
Ø Untuk
λ = 590
% T = 34/100 = 0,34
A = - log T
= - log 0,34 = 0,40
Ø Untuk
λ = 600
% T =
52/100 = 0,52
A = - log T
= -
log 0,52 = 0,28
D. Larutan K2CrO4 (kuning)
Ø Untuk
λ = 410
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 415
% T = 1/100 = 0,01
A = - log T
= - log 0,01 = 2
Ø Untuk
λ = 420
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 425
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 430
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 435
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 440
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 445
% T = 3/100 = 0.03
A = - log T
= - log 0,03 = 1,52
Ø Untuk
λ = 450
% T = 3/100 = 0,03
A = - log T
= - log 0,03 = 1,52
Ø Untuk
λ = 455
% T = 3/100 = 0,03
A = - log T
= - log 0,03 = 1,52
Ø Untuk
λ = 460
% T = 4/100 = 0,04
A = - log T
= - log 0,04 = 1,40
Ø Untuk
λ = 470
% T = 9/100 = 0,09
A = - log T
= - log 0,09 = 1,04
Ø Untuk
λ = 480
% T = 23/100 = 0,23
A = - log T
= - log 0,23 = 0,64
E. Larutan
K2Cr2O7 ( jingga)
Ø Untuk
λ = 460
% T = 1/100 = 0,01
A = - log T
= - log 0,01 = 2
Ø Untuk
λ = 470
% T = 1/100 = 0,01
A = - log T
= - log 0,01 = 2
Ø Untuk
λ = 480
% T = 2/100 = 0,02
A = - log T
= - log 0,02 = 1,70
Ø Untuk
λ = 490
% T = 4/100 = 0,04
A = - log T
= - log 0,04 = 1,40
Ø Untuk
λ = 500
% T = 9/100 = 0,09
A = - log T
= - log 0,09 = 1,09
V.
Pembahasan
Spektrofotometri
adalah suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik
dengan menggunakan monokromator plasma atau kisi difraksi dengan fototube atau
foton hampa. Sedangkan alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorbansi
dari suatu cuplikan sebagai fungsi suhu dari konsentrasi. Spektrofotometer
merupakan gabungan dari alat optik dan elektronik, serta sifat-sifat kimia
fisiknya dimana detektor yang digunakan secara langsung dapat mengukur
intensitas dari cahaya yang dipancarkan (ρ) dan secara tidak
langsung cahaya yang diabsorbsikan (ℓo), jadi tergamtung pada spektrum
elektromagnetik yang diabsorbsi oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang
terbentuk. Pada titrasi spektrofotometri sinar yang digunakan merupakan suatu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lain,
sedangkan dalam kalorimetri. Perbedaan panjamg geolmbangnya dapat lebih besar.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomik
( Ittrie, 2012).
Spektrofotometri
terdiri dari beberapa jenis berdasar cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber
sinar atau energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya variable termasuk
spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang didapat
berwarna putih, merah, biru, hijau. Apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh
mata. Maka sinar tersebut termasuk dalam sinar tampak (visible).
Sumber
sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten.
Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia
dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi
(3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan
sebagai sumber lampu (Valdy, 2011).
Sample yang dapat dianalisa dengan
metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan
tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak
memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent
spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus
betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain
itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan stabil (Ahmad, 2012).
Sample yang dapat dianalisa dengan
metode ini hanya sampel yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk sample yang
tidak memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan
reagen spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna.
2. Spektofotometri
UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible. Pada
spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sinar UV tudak dapat dideteksi dengan
mata kita, sehingga senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan
senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu,
sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen
tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi.
Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut sempurna,
tidak ada partikel koloid (suspensi).
3. Spektrofotometri
UV-Vis
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah
ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi
larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat
yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat
menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan (Anonim, 2012).
Konsentrasi dari analit di dalam
larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan
linieritas antara absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding
terbalik dengan transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa
pembatasan, yaitu :
- Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
- Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama
- Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut
- Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi
- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
- Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
- Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama
- Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut
- Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi
- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
Hukum
Lambert-Beer dinyatakan dalam rumus sbb :
A = e.b.c
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Keabsahan Hukum Lambert-Beer:
a.Cahaya
yang digunakan harus monokromatik, bila tidak maka akan diperoleh dua nilai
absorbansi pada dua panjnag gelombang.
b.
Tidak berlaku untuk larutan yang pekat, keruh bersifat memancarkan
pendar-fluor.
c. Selama pengukuran tidak terjadi reaksi
polimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi.
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh
suatu senyawa atau unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati.
Hal tersebut dapat diketahui dari larutan berwarna yang memiliki serapan
maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati
radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang
tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan
diteruskan.
Secara garis
besar spektrofotometer terdiri dari bagian-bagian penting yaitu:
a)
Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnnya tinggi. Sumber energi cahaya
yang biasa untuk daerah tamak, ultraviolet dekat dan infrared dekat adalah
sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terluar dari wolform (tunsgten). Lampu
ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (λ) adalah
350-2200 nm. Untuk sumber pada daerah ultraviloet (UV) digunakan lampu hidrogen
atau lampu deuterium dengan panjang gelombang 175 ke 375 atau 400 nm.
b)
Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan
cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu
prisma dan erating (kisi difraksi). Cahaya monokromatis ini dapat dilihat
dengan anjang gelombang tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui
celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga
oleh lebar celah (slidt width) yang dipakai.
c)
Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang dipakai
sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: (1) tidak berwarna sehingga dapat
mentransmisikan semua cahaya (2) permukaannnya secara optis harus benar-benar
sejajar (3) harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan-bahan kimia (4) tidak
boleh rapuh (5) mempunyai bentuk yang sederhana. Cuvet biasanya terbuat dari
kwars, plexigalass, kaca, plastik dengan bentuk tangan empat persegi panjang
1x1 cm, dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran didaerah ini dipakai cuvet kwarsa,
sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV.
Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran sinar tampak.
d)
Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon
terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan megubah cahaya
menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil dalam
bentuk jarum penunjuk atau angka digital. Syarat-syarat ideal sebuah detektor
yaitu kepekaan tinggi, perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi, respon
konstan cepat dan signal minimum tanpa radiasi. Signal listrik yang dihasilkan
harus sebanding dengan tenaga radiasi.
e)
Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh
detektor agar dapat dibaca oleh indikator yang biasanya berupa recorder analog
atau komputer.
Pada prinsipnya spektroskopi UV-Vis
menggunakan cahaya sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi senyawa kimia
sehingga menimbulkan cahaya.Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar
dan menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya
saling tagak lurus. Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia, maka akan
menimbulkan tanggapan (respon), sedangkan respon yang timbul untuk senyawa
organik ini hanya respon fisika atau Physical event. Tetapi bila sampai
menguraikan senyawa kimia maka dapat terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi
molekul yang lebih kecil atau hanya menjadi radikal yang dinamakan peristiwa
kimia atau Chemical event. Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari
sumber radiasi diteruskan menuju monokromator, Cahaya dari monokromator
diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi, Detektor
menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang – ulang, Sinyal
listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya,
perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram ( Anonim, 2012).
Pada percobaan ini tidak menggunakan
alat spectrometer UV-VIS dikarenakan alatnya rusak sehingga sebagai gantinya
digunakan alat spectrometer 20 yang memiliki prinsip kerja yang sama. Pada
percobaan ini langkah pertama yang dilakukan yaitu memanaskan spectrometer 20
selama beberapa menit kemudian setelah itu mengatur panjang gelombang sampel
yang akan digunakan, setelah itu mengatur nilai transmitan dengan menekan tombol pengaturnya di 0 T,
kemudian mengkalibrasi larutan
blanko dimana blanko yang digunakan pada
percobaan ini yaitu aquades dimana aquades ini bersifat jernih sehingga dapat
meneruskan pancaran sinarnya serta dilakukan pengkalibrasian yaitu untuk
membersikan spectrometer 20 dari zat-zat
pengotor yang dapat menghalangi cahaya yang akan diteruskan. Setelah itu
memasukkan larutan sampel yang digunakan dimana dalam percobaan ini digunakan
beberapa sampel diantaranya larutan CuSO4.5H2O yang
berwarna biru, larutan NiSO4.6H2O yang berwarna hijau,
larutan KMnO4 yang berwarna ungu, larutan K2CrO4
yang berwarna kuning dan terakhir larutan K2Cr2O7
yang berwarna jingga.
Adapun
hasil yang diperoleh yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Larutan
CuSO4.5H2O yang berwarna biru
Dari grafik ini dapat terlihat bahwa
nilai panjang gelombang maksimum untuk larutan CuSO4.5H2O
yaitu berada pada panjang gelombang 710 nm dengan nilai absorbansi 0,46
b. Larutan
NiSO4.6H2O yang berwarna hijau
Dari grafik ini dapat terlihat bahwa
nilai panjang gelombang maksimum untuk larutan NiSO4.6H2O
yaitu berada pada panjang gelomabang dari 6,40-670 nm dengan nilai absorbansi
0,20
c. larutan
KMnO4 yang berwarna ungu
Dari grafik ini dapat terlihat bahwa
nilai panjang gelombang maksimum untuk larutan KMnO4 yaitu berada pada panjang gelombang 560 nm
dengan nilai absorbansi 1,70
d. larutan
K2CrO4 yang berwarna kuning
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa nilai panjang gelombang
maksimum untuk larutan K2CrO4 yaitu berada pada panjang
gelombang 4,15 nm dengan nilai absorbansi 2.
e. larutan
K2Cr2O7 yang berwarna jingga.
Dari grafik ini dapat
terlihat bahwa nilai panjang gelombang maksimum untuk larutan K2Cr2O7
yaitu berada pada panjang gelombang 460- 470 nm dengan nilai transmitan 2.
Dari percobaan yang telah dilakakukan
ternyata masing-masing memiliki nilai panjang gelombang maksimum yang
berbeda-beda tergantung panjang gelombang dan nilai absorbansinya. Untuk
larutan CuSO4.5H2O yang berwarna biru mempunyai panjang
gelombang 600-750 nm dimana warna komplementernya yaitu kuning, Larutan NiSO4.6H2O
yang berwarna hijau memiliki panjang gelombang dari 600-700 dan warna
komplementernya yaitu ungu, larutan KMnO4 yang berwarna ungu
memiliki panjang gelombang 500-600 nm dengan warna komplementer kuning hijau, larutan
K2CrO4 yang berwarna kuning memiliki panjang gelombang
410-480 nm dan memiliki warna komplementer biru dan terakhir larutan K2Cr2O7
yang berwarna jingga memiliki panajng gelombang 460-500 nm dengan warna
komplementer hijau-biru. Masing-masing larutan memiliki panjang gelombang yang
berbeda-beda tergantung warna komplementer yang dia serap Cahaya yang dapat
dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan
memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol. Elektron pada keadaan normal
atau berada pada kulit atom dengan energi terendah disebut keadaan dasar
(ground-state).
Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari
keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan
tereksitasi Cahaya yang diserap oleh suatu
zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak
atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer.
Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum
sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang
terdapat pada spektrum sinar tampak ( Ahmad, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2012.
Kimia Analisa Instrumen. http://blognyasubhanahmad.blogspot.com/2012/11/kimia-analisa-instrument.html
(diakses 2012/11/15)
Anonim. 2012.
Laporan Analisis instrument uv-vis. http://stadium3.blogspot.com/2012/04/laporan-analisis-instrumen-uv-vis.html
( diakses 2012/11/16)
Ittrie. 2012.
Laporan Kimia Analitik Spektrometri. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-analitik-spektrofotometri.html
(diakes 2012/11/15)
Staf Pengajar.
2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik Fisik. UNTAD Press. Palu
Valdy. 2011.
Spektrometer Uv-Vis. http://valdisreinaldo.blogspot.com/2011/05/spektrofotometer-uv-vis.html
(diakses 2012/11/16)
|
|
|
If you're trying to burn fat then you need to try this totally brand new personalized keto plan.
BalasHapusTo create this keto diet, licenced nutritionists, fitness couches, and professional cooks united to develop keto meal plans that are useful, suitable, cost-efficient, and satisfying.
Since their grand opening in January 2019, thousands of clients have already completely transformed their body and health with the benefits a proper keto plan can offer.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-confirmed ones provided by the keto plan.